Banyuwangi – Radar Investigasi | Sejumlah Warga Lingkungan Kramat, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi Menolak Dengan Adanya Pavingisasi Dari Program Kotaku PUPR Di Lingkungan Exs. Lokalisasi.
Lokasi tersebut, warga sering menyebut julukan daerah pakem, sebagai perwakilan warga yang protes dia bersama didampingi Berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mendatangi kantor lurah, Kamis, (5/8/2021).

Salahsatu warga yang protes, Sebut Saja Deni, mengatakan, kedatangan Mereka di kantor Kelurahan Kertosari guna mempertanyakan kegiatan pembangunan pavingisasi program kotaku yang masuk di area eks Lokalisasi Pakem.
“Kita protes mas, karena ini sama dengan seolah-olah melegalkan praktek prostitusi yang lama ditutup
Lanjut Dia, Sedangkan Akses Menuju Pakem kondisinya kumuh jalan tanah juga tanpa drainase. Sedangkan Pembangunan program kotaku di laksanakan di dalam lingkungan pakem, menurut sejumlah Warga Aktifitas Praktek Prostitusi masih Lanjut walaupun terselubung. (red. Sembunyi – sembunyi)
“Seharusnya area depan dulu yang berdekatan dengan jalan poros kelurahan dibangun, kok ini malah bagian belakang dulu. Saya anggap pembangunan ini di paksakan,”kesalnya.
Di tempat yang samaKetua DPC LPRI Kabupaten Banyuwangi, Ahmad Saifudin, Aksi Protes Warga Adanya pembangunan pavingisasi tersebut, Dia mengatakan pembangunan pavingisasi di eks Lokalisasi Pakem yang masih aktif praktek prostitusinya tersebut dia anggap kurang tepat sasaran.
Selain itu, menurut Dia, Di lokasi lain selain di pakem masih terdapat permukiman yang layak tersentuh program Kotaku tersebut
“kami datang kesini mendampingi warga setempat untuk mempertanyakan pembangunan pavingisasi ini” katanya.
Dia menambahkan, Lokasi eks Lokalisasi Pakem tersebut terdapat “sponsor” minuman beralkohol yang masuk dan itu terlihat dengan masih adanya neon box lebel minuman beralkohol di tempat tersebut jenis Bir Bintang.
“Seandainya eks lokalisasi ini mau di paving, kan dananya bisa minta corporate social responsibility (CSR) dari pihak sponsor, bukannya dari dana Pemerintah. Permasalahan ini akan kita kawal sampai benar-benar menemukan solusi terbaik,” terangnya .
Sementara, Lurah Kertosari, Joko Handoko, menjelaskan, Di lokasi Exs. Lokalisasi itu praktek prostitusi susah tidak ada lagi karena sudah ditutup di era Bupati Abdullah Azwar Anas menjabat
“Untuk program kotaku, Kelurahan Kertosari mendapat 6 titik dari Kementrian PUPR. Titik pembangunan paving di eks lokalisasi itu juga sudah di SK-kan oleh bupati karena dianggap kumuh.”tutur Lurah Kertosari
Dia menjelaskan, bila program pembangunan program Kotaku Yang di kerjakan di tempat Exs. Lokalisasi itu bila sudah rampung, pihaknya akan memberikan pemberdayaan kepada warga setempat agar kehidupannya bisa lebih baik.
“secepatnya akan kami musyawarahkan bersama RT dan RW untuk pendataan ulang warga penghuni eks lokalisasi. Agar kedepannya wilayah tersebut bisa steril dari praktek prostitusi,” imbuhnya. (red)