Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggelar percakapan telepon yang berlangsung lebih dari dua jam pada Senin lalu. Dalam kesempatan tersebut, Trump menggambarkan dialog mereka sebagai momen yang sangat bermanfaat, serta menyampaikan bahwa Moskow bersedia bekerja keras untuk menghentikan pertempuran di Ukraina.
Kedua pemimpin dunia ini bertukar gagasan dan mungkin melakukan negosiasi terkait langkah-langkah yang perlu diambil agar Moskow dan Kyiv dapat menyepakati gencatan senjata secara cepat. Diskusi ini berjalan mendalam, membahas secara rinci berbagai aspek konflik serta upaya untuk menjembatani kekhawatiran kedua belah pihak.
Putin juga menyoroti bahwa pertemuan langsung pekan lalu di Istanbul—dialog perdamaian pertama antara Ukraina dan Rusia sejak perang dimulai—telah mengarahkan dunia pada jalur yang benar untuk menyelesaikan perseteruan tersebut. Dalam pernyataannya, yang tampak ditujukan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin menyerukan adanya kompromi demi tercapainya kedamaian.
Menegaskan kesiapan Rusia untuk berkolaborasi dengan Kyiv, Putin menyebut sebuah “nota kesepahaman” sebagai fondasi awal bagi kemungkinan tercapainya kesepakatan damai antara dua negara tetangga yang tengah berseteru sengit, dalam salah satu konflik paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.
Putin juga berterima kasih kepada Trump atas dukungannya dalam memulai kembali pembicaraan langsung antara Moskow dan Kyiv. Ia menegaskan, “Kami telah sepakat dengan Presiden Amerika Serikat bahwa Rusia akan mengusulkan dan siap bekerja dengan pihak Ukraina pada sebuah nota kesepahaman tentang kemungkinan kesepakatan damai di masa mendatang, yang mendefinisikan sejumlah posisi, seperti, misalnya, prinsip-prinsip penyelesaian, waktu kemungkinan kesepakatan damai.”
Lebih lanjut, Putin menambahkan bahwa jika persetujuan yang tepat tercapai, maka kemungkinan gencatan senjata bukanlah hal yang mustahil. “Pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina memberikan alasan untuk percaya bahwa kita secara umum berada di jalur yang benar,” ujarnya, seperti dikutip dari NDTV, Selasa (20/5/2025).
Ia juga menegaskan, “Saya ingin mencatat bahwa, secara keseluruhan, posisi Rusia jelas. Hal utama bagi kami adalah menghilangkan akar penyebab krisis ini.”
Vladimir Putin, yang saat ini militernya menguasai lebih dari seperlima wilayah Ukraina dan terus melakukan penetrasi, dengan tegas menyatakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk gencatan senjata. Pertama, Ukraina tidak boleh dan tidak akan bergabung dengan NATO selamanya. Kedua, Crimea harus diakui secara eksklusif sebagai wilayah Rusia. Ketiga, Rusia harus mempertahankan semua wilayah yang telah dikuasainya selama konflik, termasuk empat provinsi Ukraina yang diklaim Rusia.
Sementara itu, Ukraina tetap menolak keras persyaratan tersebut.
Putin menegaskan, “Kita hanya perlu menentukan cara yang paling efektif untuk bergerak menuju perdamaian,” sambil mendesak Kyiv untuk membuka ruang kompromi, tanpa menyebut secara langsung Ukraina atau Presiden Zelensky.
Percakapan telepon antara Putin dan Trump ini terjadi hampir seminggu setelah Trump menyatakan bahwa solusi perdamaian hanya dapat tercapai setelah mereka bertemu atau berbicara secara langsung, memperlihatkan ambisinya sebagai penghubung perdamaian dunia.