Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia kerap menghadapi berbagai kendala dalam mengembangkan bisnis mereka. Mulai dari tantangan regulasi dan perizinan yang rumit hingga adaptasi terhadap teknologi digital yang terus berkembang. Situasi ini membuat keberlangsungan usaha mereka sering kali terhambat. Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan kebijakan yang komprehensif dan dukungan yang berkelanjutan guna mendorong pertumbuhan UMKM secara optimal.
Komitmen Kementerian BUMN untuk Memajukan UMKM
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil peran aktif dalam upaya meningkatkan daya saing UMKM sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan pelatihan bagi para pelaku UMKM. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari peluncuran aplikasi Naksir UMKM, yang berfungsi sebagai platform penilaian untuk mengukur potensi dan kematangan bisnis UMKM di seluruh Indonesia.
Aplikasi Naksir UMKM dirancang untuk memetakan pelaku usaha ke dalam empat kategori, yaitu Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3, dan Kelas 4. Dengan klasifikasi ini, pelatihan yang diberikan dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing kelompok usaha.
Strategi Terukur dengan Pendekatan Berkelanjutan
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa Kementerian BUMN telah melakukan pendekatan yang menyeluruh dalam mendukung UMKM. Selama lima tahun terakhir, mereka telah berinteraksi langsung dengan ribuan pelaku UMKM, mengadakan berbagai pameran, serta memberikan pelatihan di berbagai wilayah.
“Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa langkah pertama dalam membantu UMKM naik kelas adalah mengetahui di kelas mana mereka berada. Oleh karena itu, kami merancang aplikasi Naksir UMKM untuk membantu mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu ditingkatkan,” jelas Arya di Telkom Corporate University, Minggu (23/2/2025).
Pada tahap awal implementasinya, fokus pendampingan ditujukan kepada UMKM Kelas 1. Pendampingan ini bertujuan agar mereka dapat naik kelas ke tingkat berikutnya, yakni Kelas 2, sehingga mampu bersaing lebih kompetitif dan memberi kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Pelatihan untuk 170 UMKM Binaan Rumah BUMN
Pelatihan kali ini diikuti oleh 170 pelaku UMKM yang merupakan binaan dari Rumah BUMN. Program ini menjadi bukti nyata komitmen Kementerian BUMN dalam memberdayakan UMKM sebagai pilar utama ekonomi rakyat Indonesia.
“Fokus kami saat ini adalah mendampingi UMKM Kelas 1 agar bisa naik kelas ke Kelas 2, sehingga mampu bersaing dan semakin berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” terang Arya.
Pendampingan Menyeluruh untuk Peningkatan Kapasitas UMKM
Pendampingan yang diberikan tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas bisnis, tetapi juga mencakup berbagai aspek krusial seperti:
- Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk legalitas usaha,
- Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk keamanan produk,
- Sertifikasi sebagai pengakuan kualitas,
- Pengelolaan keuangan untuk manajemen bisnis yang lebih baik, dan
- Branding dengan WhatsApp Business untuk meningkatkan pemasaran digital.
Dukungan Berkelanjutan untuk Ekonomi Mandiri dan Berkelanjutan
Kementerian BUMN berkomitmen untuk terus memberikan dukungan menyeluruh kepada UMKM melalui berbagai program pelatihan, pendampingan, serta fasilitasi akses pasar dan pembiayaan. Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan serta menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Dengan adanya pelatihan dan pendampingan yang intensif, UMKM diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan bisnis dan berkembang menjadi usaha yang lebih kompetitif di pasar global