Gelombang PHK Massal: Trump dan Musk Ubah Cara Korporasi Berhemat?

Yono

Serangkaian pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai lembaga pemerintahan federal Amerika Serikat resmi dimulai pada Kamis (13/2/2025). Langkah ini merupakan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran yang telah disetujui oleh Presiden Donald Trump dan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), Elon Musk.

Menurut laporan CNN, sejumlah pegawai Departemen Pendidikan mulai menerima surat pemberitahuan terkait pemutusan hubungan kerja.

“Badan kami menemukan, berdasarkan kinerja Anda, bahwa pekerjaan Anda di Badan kami tidak menjadi kepentingan publik,” demikian isi surat tersebut.

Seorang sumber dari serikat pekerja Departemen Pendidikan mengungkapkan bahwa kebijakan ini berdampak pada banyak karyawan dari berbagai sektor, termasuk penasihat hukum, Kantor Pendidikan Khusus dan Layanan Rehabilitasi yang menangani program anak berkebutuhan khusus, serta kantor Bantuan Mahasiswa Federal.

“Kami telah menerima laporan dari puluhan pegawai yang dipecat, tetapi skala pemecatan secara keseluruhan masih belum jelas,” ujarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Departemen Energi (DOE). Beberapa pegawai menyatakan ketidakpastian yang melingkupi instansi tersebut, terutama karena belum ada informasi jelas mengenai jumlah pegawai yang akan terdampak. Namun, mereka yang masih dalam masa percobaan diperkirakan akan menjadi kelompok pertama yang mengalami PHK.

“Ada sekitar 2.000 pegawai masa percobaan di DOE. Tetapi belum ada kepastian mengenai jumlah yang akan terkena dampaknya,” ungkap seorang pejabat.

“Penasihat hukum umum sementara DOE mengadakan pertemuan pada hari Kamis dengan para kepala kantor departemen dan meminta mereka menyusun daftar pegawai masa percobaan yang dinilai krusial untuk dikecualikan dari PHK. Namun, daftar ini belum selesai hingga Kamis sore.”

Temuan yang sejalan juga dilaporkan oleh Associated Press (AP), yang mengungkap bahwa di Departemen Urusan Veteran, sekitar 1.000 pegawai dengan masa kerja kurang dari dua tahun mengalami pemecatan. Senator Patty Murray dari Partai Demokrat menyoroti bahwa kebijakan ini bahkan berdampak pada para peneliti yang sedang mengembangkan pengobatan kanker, kecanduan opioid, serta teknologi prostetik.

Di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hampir 1.300 pegawai masa percobaan—sekitar 10 persen dari total tenaga kerja—diberhentikan. Keputusan ini dikonfirmasi kepada pimpinan CDC pada Jumat pagi.

Dampak Luas dan Reaksi Pekerja

Gelombang PHK juga melanda Departemen Pertanian. Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins, menyatakan bahwa lembaganya menyambut baik kolaborasi dengan tim DOGE yang dipimpin oleh Musk dan memastikan bahwa PHK akan segera dilaksanakan.

“Jelas, ini adalah era baru,” ujar Rollins dalam pernyataannya di Gedung Putih. “Saya pikir rakyat Amerika telah berbicara pada 5 November lalu, dan mereka menyatakan bahwa pemerintah terlalu besar.”

Para pegawai yang terkena PHK pun merasakan dampak yang signifikan. Seorang mantan prajurit Marinir yang bekerja di Veterans Affairs Medical Center, Ann Arbor, Michigan, Andrew Lennox, menerima email mendadak pada Kamis malam yang menginformasikan pemutusan kerjanya.

“Demi membantu para veteran, Anda baru saja memecat seorang veteran,” ujar Lennox, 35 tahun, yang pernah bertugas di Irak, Afghanistan, dan Suriah.

David Rice, seorang penerjun payung Angkatan Darat yang kini bekerja di Departemen Energi, juga mengalami hal serupa. Rice, yang mengalami kelumpuhan akibat tugasnya sebelumnya, mengaku bahwa ia diberhentikan secara tiba-tiba, meskipun sebelumnya mendapatkan jaminan keamanan kerja.

“Saya diberitahu bahwa pekerjaan saya aman, tetapi pada Kamis malam, saat hendak mengikuti rapat dengan perwakilan Jepang, saya melihat email yang menyatakan bahwa saya telah dipecat,” ungkap Rice.

Sementara itu, seorang pegawai Dinas Konservasi Sumber Daya Alam Departemen Pertanian, Detter, yang sebelumnya telah menandatangani perjanjian pembelian dengan pemerintah, juga mengalami pemecatan secara mendadak. Meski ia seharusnya masih mendapatkan gaji hingga akhir September, surat PHK tetap ia terima pada Kamis malam.

“Saya merasa tidak dihormati dan tidak berdaya,” ujar Detter. “Saya hanyalah pion dalam permainan yang jauh lebih besar, yang tampaknya sedang dijalankan oleh Elon Musk untuk mengecilkan skala pemerintahan.”

Dampak Ekonomi dan Prediksi Masa Depan

Pemutusan hubungan kerja ini merupakan bagian dari strategi pemerintahan Trump dan Musk untuk memangkas jumlah pegawai federal guna menekan defisit anggaran yang mencapai US$ 1,8 triliun pada tahun fiskal lalu.

Namun, para ekonom menilai bahwa PHK massal ini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap penghematan anggaran. Bahkan jika seluruh pegawai federal yang terkena dampak diberhentikan, defisit negara tetap akan berada di atas US$ 1 triliun.

Selain itu, kebijakan ini juga berisiko menurunkan angka pertumbuhan tenaga kerja di Amerika Serikat. Laporan ketenagakerjaan bulanan bisa menunjukkan perlambatan perekrutan, atau bahkan pergeseran ke angka negatif dalam waktu dekat.

Terakhir kali AS mengalami kehilangan lapangan kerja dalam skala besar terjadi pada Desember 2020, saat negara tersebut masih dalam tahap pemulihan dari pandemi COVID-19.

“Melihat kondisi saat ini, sangat masuk akal jika pertumbuhan tenaga kerja dapat berubah menjadi negatif dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Martha Gimbel, Direktur Eksekutif Budget Lab di Universitas Yale. Ia juga menambahkan bahwa sektor yang bergantung pada hibah dan kontrak pemerintah kemungkinan besar akan mengalami perlambatan serupa.

Dampak dari gelombang PHK ini masih akan terus berkembang, dan publik menantikan bagaimana kebijakan efisiensi anggaran Trump-Musk ini akan mempengaruhi masa depan perekonomian Amerika Serikat.

Also Read

Tags