Demonstrasi Besar di London! Massa Pro-Palestina Tolak Rencana Trump di Gaza

Yono

London kembali menjadi saksi aksi besar-besaran yang dilakukan oleh ribuan pendukung Palestina. Massa yang memadati jalanan ibu kota Inggris ini menggelar aksi long-march, bergerak dari pusat kota menuju Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Mereka menyuarakan penolakan terhadap usulan Presiden AS Donald Trump yang menginginkan Gaza berada di bawah kendali Washington.

Menurut laporan AFP pada Sabtu (15/2/2025), massa aksi membawa bendera Palestina serta berbagai spanduk dengan tulisan tegas, seperti ‘Jangan Sentuh Gaza’. Mereka berangkat dari Whitehall di kawasan Westminster, lalu menyeberangi Sungai Thames untuk menuju Kedutaan Besar AS di Nine Elms.

Usulan Trump yang Kontroversial

Pada awal bulan ini, Trump mengejutkan dunia dengan gagasannya yang menyebut Jalur Gaza dapat diubah menjadi ‘Riviera Timur Tengah’. Wacana tersebut mengisyaratkan pemindahan penduduk Palestina ke wilayah lain, tanpa adanya skenario bagi mereka untuk kembali ke tanah asalnya. Ide ini mendapat kecaman keras dari berbagai pemimpin dunia, baik dari negara-negara Barat maupun negara-negara Arab.

Para pengunjuk rasa juga membawa berbagai slogan yang mengecam rencana Trump. Beberapa di antaranya berbunyi, ‘Berdiri Melawan Trump’ serta ‘Tuan Trump, Kanada bukanlah negara bagian ke-51 Anda. Gaza bukanlah negara bagian ke-52 Anda’.

Kecaman dari Berbagai Pihak

Salah seorang peserta aksi, Stephen Kapos, yang merupakan penyintas Holocaust berusia 87 tahun, menilai gagasan Trump tersebut sebagai tindakan yang tidak bermoral dan tidak dapat diterima.

“Saya pikir itu sama sekali tidak bermoral dan ilegal dan juga tidak praktis dan tidak masuk akal,” ujarnya kepada AFP.

Lebih lanjut, Kapos menegaskan bahwa rencana tersebut tidak hanya mustahil untuk direalisasikan, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak buruk di kawasan.

“Anda tidak bisa memindahkan dua juta orang, terutama karena negara-negara tetangga sudah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima mereka, bukan karena kebaikan hati mereka, tetapi karena itu akan mengganggu stabilitas negara-negara tersebut,” tambahnya.

Menurut Kapos, meskipun kecil kemungkinan rencana ini benar-benar terealisasi, pernyataan Trump sendiri sudah cukup untuk menimbulkan kekhawatiran dan ketegangan baru di Timur Tengah.

“Jadi itu tidak akan terjadi, tetapi itu akan menimbulkan banyak kerusakan hanya dengan menyatakan itu sebagai tujuan akhir,” tegasnya.

Demonstrasi ke-24 Sejak Oktober 2023

Aksi yang diorganisir oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC) ini merupakan protes ke-24 yang terjadi di London sejak konflik antara Hamas dan Israel meletus pada 7 Oktober 2023. Gelombang demonstrasi ini mencerminkan meningkatnya solidaritas masyarakat terhadap Palestina, serta kekhawatiran global akan kebijakan luar negeri AS terkait Timur Tengah.

Kepolisian London pun dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengamankan jalannya aksi. Petugas berupaya menjaga ketertiban, terutama dengan memisahkan demonstran pro-Palestina dari kelompok tandingan yang menamai diri mereka ‘Hentikan Kebencian’. Massa tandingan ini terlihat mengibarkan bendera Israel dalam aksi yang berlangsung di lokasi terpisah.

Demonstrasi ini kembali menegaskan bahwa kebijakan luar negeri AS, terutama yang berkaitan dengan Palestina, terus menjadi isu yang memicu protes besar di berbagai belahan dunia. Dunia kini menantikan bagaimana langkah selanjutnya dari pemerintahan AS serta respons dari komunitas internasional atas isu yang semakin memanas ini.

Also Read

Tags