“Bagaimana Kabar Kembar Siam dari Subang, Syafaat dan Hidayah, Setelah 7 Tahun Berlalu?”

Yono

Muhammad Nurhidayah dan Muhammad Nursyafaat, pasangan kembar siam asal Kelurahan Cigadung, Subang, yang lahir pada April 2018, kini telah menginjak usia hampir 7 tahun. Meski terlahir dengan kondisi tubuh yang menyatu dan hanya memiliki dua kaki, keduanya tumbuh dalam keadaan sehat dan selalu ceria. Kehadiran mereka membawa kebahagiaan tersendiri bagi kedua orang tua, Wini Pertiwi dan Azis, yang dengan penuh kasih merawat mereka.

Tumbuh dengan Keceriaan dan Kecerdasan yang Luar Biasa

Saat dikunjungi di rumah mereka, terlihat jelas keceriaan dari wajah Syafaat dan Hidayah. Keduanya begitu menikmati masa kanak-kanak, seperti saat mereka asyik mengunyah makanan ringan dan tertawa bersama. Walaupun fisik mereka terbatas, namun semangat untuk bermain dan belajar tak pernah padam. Mereka bahkan sudah bisa menggunakan sepeda yang dirancang khusus untuk kondisi tubuh mereka, serta pandai bermain laptop.

Kemampuan komunikasi mereka juga sangat lancar. Cara mereka berbicara dengan cerdas dan penuh keceriaan menunjukkan perkembangan kognitif yang sangat baik. Orang tua mereka, Wini dan Azis, mengaku sangat bangga melihat kepintaran dan semangat belajar anak-anak mereka.

Persiapan Masuk Sekolah Dasar

Layaknya anak-anak seusia mereka, Syafaat dan Hidayah juga memiliki keinginan besar untuk bersekolah. Pada tahun ajaran baru 2025/2026, rencananya mereka akan mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar. Wini mengungkapkan rasa syukurnya melihat keinginan belajar yang kuat dari kedua anaknya.

“Saya sangat bangga, Syafaat dan Hidayah sudah ingin sekolah. Bahkan mereka berdua terlihat cukup pintar, sudah bisa naik sepeda dan main laptop. Mungkin itu kelebihan yang diberikan Allah kepada anak kembar saya,” ujar Wini dengan penuh haru.

Perjalanan Hidup yang Penuh Perjuangan

Wini mengisahkan bahwa sejak masa kehamilan, ia tidak pernah menyangka akan melahirkan bayi kembar siam. Saat menjalani pemeriksaan USG di usia kandungan tujuh bulan, yang terlihat hanyalah satu janin berjenis kelamin perempuan tanpa tanda-tanda kelainan. Namun, mereka lahir prematur pada usia delapan bulan dengan kondisi fisik yang menempel.

Setelah lahir, Syafaat dan Hidayah dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Mereka sempat memiliki tiga kaki, namun satu kaki kecil yang tidak normal telah dioperasi dan berhasil diangkat. Selain itu, kondisi jantung bocor yang mereka alami juga sudah berhasil ditangani.

Meskipun begitu, operasi pemisahan tubuh belum bisa dilakukan saat ini karena risikonya terlalu besar. Dokter menyarankan untuk menunggu hingga mereka dewasa dan cukup mengerti tentang risiko operasi tersebut.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Wini berharap kedua anaknya bisa hidup layaknya anak-anak normal pada umumnya, termasuk mendapatkan pendidikan yang layak. “Semoga Syafaat dan Hidayah bisa sehat selalu dan mendapatkan pendidikan yang baik seperti anak-anak lainnya,” harap Wini.

Kepala Dinas Kesehatan Subang, dr. Maxi, memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan kesehatan Syafaat dan Hidayah. Ia juga mengapresiasi kecerdasan dan semangat hidup kedua anak kembar siam tersebut.

“Kedua bocah kembar siam ini memiliki kecerdasan yang luar biasa. Saya mendoakan semoga mereka bisa sukses di masa depan dan menggapai cita-cita mereka,” ujar Maxi.

Dukungan untuk Adaptasi di Lingkungan Sekolah

Untuk membantu mereka beradaptasi di sekolah nanti, Dinas Kesehatan bersama pihak terkait berencana membentuk tim khusus. Hal ini bertujuan agar Syafaat dan Hidayah bisa bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah.

Dengan kecerdasan dan semangat hidup yang luar biasa, diharapkan Syafaat dan Hidayah bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri serta mencapai impian mereka, meski dengan keterbatasan fisik yang dimiliki.

Kisah perjuangan hidup Syafaat dan Hidayah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam hal ketabahan, semangat pantang menyerah, dan kasih sayang keluarga yang tiada henti.

Also Read

Tags