Misi Juno NASA Mengungkap Kejutan Menggetarkan Saat Melintasi Jupiter

Sahrul

Selama hampir sepuluh tahun, probe besar milik NASA, Juno, telah menjelajahi lingkungan yang sangat keras di sekitar Jupiter, dengan tujuan mengungkap lebih banyak misteri tentang planet gas raksasa ini serta bulan-bulannya. Namun, meski teknologi canggihnya telah membantu manusia melihat planet tersebut lebih dekat, Jupiter terkadang berhasil menggagalkan misi ini dengan cara yang tidak terduga. Baru-baru ini, Juno mengalami gangguan serius saat melakukan flyby terjadwal, dan sebagai akibatnya, wahana ini dipaksa untuk masuk ke dalam “mode aman.”

Pekan lalu, pada tanggal 4 April, saat Juno melakukan pendekatan ke-71 kalinya ke Jupiter, misi ini menghadapi kejadian yang tidak diinginkan. Juno masuk ke mode aman dua kali berturut-turut, yang menyebabkan instrumen ilmiahnya dimatikan sementara. Ini adalah langkah darurat yang dipicu oleh terdeteksinya anomali, yang bisa saja disebabkan oleh lingkungan radiasi yang sangat kuat di sekitar Jupiter. Badan antariksa NASA baru saja mengungkapkan kejadian tersebut, tetapi alasan pasti dari gangguan ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

“Belum ada kejelasan mengenai penyebab pasti dari mode aman ini, tetapi kami menduga bahwa fenomena ini terjadi saat Juno terbang melalui sabuk radiasi Jupiter,” ujar tim NASA yang menangani misi ini. Sabuk radiasi Jupiter dikenal sebagai salah satu area yang paling berbahaya di tata surya, dengan fluks energi yang luar biasa tinggi. Partikel bermuatan yang terperangkap dalam medan magnet Jupiter mempercepat energi mereka, menciptakan keadaan yang sangat menantang bagi teknologi seperti Juno.

Saat Juno masuk ke mode aman, berbagai fungsi non-esensial pada wahana dihentikan sementara untuk melindunginya dari kerusakan lebih lanjut. Instrumen ilmiah yang berfungsi untuk mengumpulkan data dari planet dan bulan-bulan Jovian dimatikan. Namun, sistem komunikasi dan daya tetap dipertahankan, sehingga wahana masih bisa mengirimkan informasi penting. Komputer onboard Juno juga melakukan reboot dan mengarahkan antenanya kembali ke Bumi untuk memastikan komunikasi tetap berjalan.

Penyebab utama dari gangguan ini bisa jadi disebabkan oleh intensitas medan magnet Jupiter yang sangat kuat, yang sekitar 20.000 kali lebih besar dibandingkan dengan Bumi. Medan magnet ini menciptakan “akselerator partikel” alami yang mampu mempercepat partikel bermuatan hingga energi tinggi, yang dapat mempengaruhi sistem elektronik wahana.

Meski demikian, Juno sudah dilengkapi dengan pelindung radiasi berbahan titanium, yang berfungsi untuk menahan sebagian besar radiasi tersebut. Meski begitu, kadang-kadang pelindung ini masih tidak cukup untuk menghindari efek buruk dari radiasi. Sejak tiba di orbit Jupiter pada tahun 2016, wahana ini sudah beberapa kali masuk ke mode aman akibat gangguan serupa.

Namun, setelah terputusnya komunikasi sementara, tim NASA berhasil menghubungi Juno kembali dan mulai mengumpulkan data yang dikumpulkan sebelum dan setelah wahana memasuki mode aman. Mereka juga tengah melakukan diagnosa perangkat lunak untuk menganalisis masalah ini lebih dalam.

Juno, yang masih dalam tahap eksplorasi Jupiter dan bulan-bulannya, dijadwalkan untuk melakukan flyby berikutnya pada 7 Mei mendatang. Pada kesempatan itu, wahana ini akan mendekati bulan Io milik Jupiter, yang terletak sekitar 55.300 mil (89.000 kilometer) dari Juno. Tim misi berharap agar instrumen ilmiah wahana ini dapat berfungsi dengan normal, tanpa gangguan radiasi yang menghalangi pengumpulannya.

Sebagai penutup, meskipun tantangan yang dihadapi Juno cukup besar, keberhasilan misinya untuk mengungkap rahasia Jupiter tetap menjadi pencapaian luar biasa dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan setiap flyby yang dilakukan, kita semakin mendekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang planet terbesar di tata surya ini dan kompleksitas alam semesta yang jauh lebih besar.

Also Read

Tags