Malaysia tengah menghadapi krisis beras yang memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pemerintah. Dalam upaya mencari solusi efektif, Parlemen Malaysia merekomendasikan agar pemerintahnya belajar dari Indonesia yang dinilai sukses menjaga ketahanan pangan selama lebih dari satu dekade terakhir.
Anggota Parlemen Malaysia, Datuk Seri Panglima Bung Moktar Radin, mengungkapkan bahwa kesuksesan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan beras nasional tidak lepas dari transformasi sektor pertanian yang dilakukan secara menyeluruh.
“Jadi kurang dari peristiwa-peristiwa itu presiden Indonesia pada suatu ketika mengarahkan menteri pertanian untuk membuat transformasi pertanian dan mereka telah mentransformasi dari atas sampai bawah pertanian,” ujar Bung Moktar dalam siaran pers yang dikutip pada Sabtu (22/2/2025).
Indonesia Berhasil Wujudkan Swasembada Beras
Bung Moktar menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri tanpa ketergantungan pada impor. Hal ini menunjukkan bahwa upaya transformasi di sektor pertanian berhasil meningkatkan produktivitas dalam negeri.
“Dan hari ini Indonesia dia telah berjaya mengeluarkan hasil pertanian untuk kegunaan negara dia tanpa perlu mengimpor beras,” tambah Bung Moktar.
Ia menilai bahwa kebijakan impor beras merupakan hal yang umum dilakukan oleh banyak negara, termasuk Malaysia. Namun, apabila harga beras impor jauh lebih tinggi dibandingkan beras lokal, pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan rakyat.
“Impor makanan ini bukan berlaku sejak negara kita saja, tetapi termasuk Indonesia ketika harga gabah padi mencapai 40 dollar (AS),” kata Bung Moktar.
Produksi Beras Indonesia Meningkat Signifikan
Keberhasilan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan beras nasional turut didukung oleh peningkatan produksi yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras Indonesia pada periode Januari–Maret 2025 diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, mengalami lonjakan sebesar 52,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,69 juta ton.
Potensi peningkatan ini juga ditopang oleh meluasnya area panen padi yang mencapai 2,83 juta hektar, meningkat sebesar 52,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang tercatat seluas 1,86 juta hektar.
Arief Cahyono, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian RI, menyatakan bahwa pasokan beras dalam negeri saat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Dengan peningkatan produksi ini, pasokan dalam negeri lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers pada Sabtu (15/02/2025).
Stabilitas Harga Beras di Indonesia
Selain peningkatan produksi, stabilitas harga beras di Indonesia juga menjadi sorotan. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2025 mencapai Rp12.796 per kilogram, turun 4,30 persen dibandingkan dengan Januari 2024.
“Biasanya, harga beras di awal tahun cenderung tinggi, tetapi tahun ini relatif stabil berkat peningkatan produksi,” kata Arief.
Pelajaran Penting bagi Malaysia
Parlemen Malaysia menilai bahwa Indonesia dapat menjadi contoh dalam mengatasi permasalahan pangan. Transformasi pertanian secara menyeluruh yang dilakukan Indonesia dinilai berhasil menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di pasar domestik.
Langkah Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dalam negeri dianggap relevan untuk dijadikan acuan bagi Malaysia yang saat ini tengah menghadapi krisis beras.
Malaysia diharapkan dapat mengambil pelajaran dari keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan swasembada beras, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga stabilitas harga di pasar domestik.